top of page

Welcome Back to IKJ

  • Gambar penulis: Caecilia Sherina
    Caecilia Sherina
  • 2 Apr 2017
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 2 Jul 2024

Sudah setahun berlalu sejak sidang akhirku untuk mendapatkan gelar S1 di Institut Kesenian Jakarta. Tidak terasa ya, blog ini pun sudah 4 tahun umurnya.


Setahun berpisah dari dunia perkampusan, aku menghilang sebentar ke Taiwan, lalu kembali ke Jakarta dan memulai kehidupan baru di Selatan. Aku kini bekerja sebagai film editor di sebuah studio post-production; dan salah satu film yang sedang kami selesaikan adalah Chrisye, film garapan Rizal Mantovani dan kawan-kawannya.



Memasuki 2017, aku dipanggil sebagai asisten dosen untuk kelas Kamera dan Editing. Yup, it's official now. Aku telah resmi jadi asisten dan mulai bekerja di bulan Maret. Aku kembali ke kampus setiap hari Kamis dan Sabtu.


Banyak yang telah berubah. Sistem, nama mata kuliah, dosen, asisten, gedung, dan lain-lain. Ada rasa haru ketika aku melewati setiap jalan yang dulu aku lalui. Dulu, di pohon rindang dekat teater besar, aku pernah dikejar-kejar Abas si anak aneh. Sekarang, pohon itu sudah mati ditebang, tidak lagi rindang dan menambahkan warna hijau di Taman Ismail Marzuki yang gersang.


Dulu ada tangga curam yang menghubungkan Kali Pasir dan IKJ. Kini, ada pagar besar dengan satpam yang menjaga dan menyapa setiap pagi. Dulu gedung FFTV IKJ seperti gudang dengan kecoak dan jutaan bakteri. Sekarang.. cakepan dikit. Lumayan.



Menjadi asisten dosen sebenarnya bukan pekerjaan wow. Kerjanya mostly hanya duduk, mencatat, dan membantu dosen menyiapkan kelas. Sangat sederhana. Menariknya, tiba-tiba dosen yang aku bantu memutuskan untuk pamit sampai tanggal yang tidak kuketahui. Aku pun sebagai asisten harus maju, menggantikan Beliau mengajar hingga ada pengganti.


Jadilah setiap malam aku belajar kembali, mengulang materi, dan memastikan diriku mengerti apa yang harus kukatakan di kelas. Jujur aku gugup, dan mahasiswa yang kuhadapi bukan 10-15 orang, melainkan 20-30 orang dari berbagai umur dan daerah yang berbeda.


Aku tidak bisa memposisikan diriku sebagai dosen. Terlalu berat titel tersebut. Aku hanya bisa memposisikan diriku sebagai asisten, yang mencoba membantu mahasiswa agar jangan sampai waktu dan biaya yang mereka sediakan menjadi sia-sia di kelas.


Kadang aku melakukan kesalahan. Kadang aku bicara tidak jelas. Kadang aku menertawakan kebodohanku sendiri. Kadang aku pulang dan sedih karena telah mempermalukan diriku sendiri.


Beberapa minggu terakhir ini hidup seperti roller-coaster. Aku kekurangan tidur, hiburan, dan waktu untuk menulis. (Meskipun akhirnya kusempatkan juga di Minggu yang mendung ini.)


Bila ada mahasiswa yang membaca tulisanku, maafkan kampus kita yang belum bisa menyelesaikan persoalan mereka. Maafkan pula atas kompetensiku yang sebenarnya belum pantas menjadi dosen kalian, tapi dipaksakan untuk bisa. Aku janji, kuusahakan, kalian tetap mendapatkan ilmu yang berharga.


Comments


Category

Date

Let's connect on my social media!
  • Threads
  • Instagram
  • LinkedIn
  • YouTube
bottom of page