Taipei Night Club
- Caecilia Sherina
- 13 Agu 2016
- 4 menit membaca
Dari kemaren aku udah penat banget kerja-belajar-kerja-belajar, jadi aku tanya ke temenku, "Kapan kamu mau ajak aku clubbing?"
Yak, okey, pertanyaan tadi sebenernya lebih kayak nodong ketimbang minta tolong. Tapi apa boleh buat karena sudah terlanjur terucap. Akhirnya K, temenku si ketua Katolik Indonesia-Taipei dan raja clubbing nomor 1 di Taiwan ini bilang, "Jumat yuk, gabung farewell party temenku di Room18."

So that was my first time clubbing outside of Indonesia. Sebelumnya gue sudah cukup puas nyicipin clubbing di Jakarta, Bandung dan Bali. Gue bukan heavy drinker, actually lemah banget, tapi aku sangat suka the after effects of getting drunk while dancing. Jadi itu yang ingin aku experience di Taipei saat ini.
Sebelum pergi ke Room18, aku udah sempet browsing club di Taipei, dan rupanya club yang satu ini sering dibahas di nomor ke-3 atau ke-4 gitu (berarti lumayanlah ya?). Menariknya clubbing di Taipei, di sini banyak club yang menyediakan all you can drink dan aman banget buat cewek-cewek. Soalnya bouncer bener-bener bakal ngusir orang-orang yang mengganggu atau merusak. Terus di Taiwan nggak banyak orang yang merokok, dan orang yang merokok tahu etika. Jadi pas di dance floor, nobody smokes! Nice kan? Cukup kontras sama di Indonesia.
Price
Kisaran harga entrance fee di sini NT$ 500 ke atas, udah dapet 2 bottles of drink atau langsung all you can drink. Kemaren sih gue di Room18 nggak ada entrance fee dan nggak all you can drink. Berhubung ini adalah farewell party temennya, jadi mereka reserve table for 10 people dan pesan sepaket minuman 1 botol whisky, vodka, dan beberapa gelas cocktails sekitar NT$ 9000. Itu kalau gue nggak salah dengar.
Kalau lu tipe budget clubbers, silakan beli beer kalengan dulu di 7-11 atau Family Mart terdekat. Harga segelas beer di minimarket seharga NT$ 45++, sementara segelas cocktails di bar sekitar NT$ 250++
Music
Berdasarkan review di internet, musik yang diputar adalah musik mainstream. Cuman semalem gue udah terlalu mabok untuk mengerti itu lagu apaan, jadi gue nggak beneran tahu musiknya mainstream apa nggak.
Crowd
Aku tiba di sana sekitar jam 12 malam, dan dance floor udah mulai rame diisi orang dari berbagai negara. Kalau lihat dari fisik sih, kebanyakan orang Taiwan, Jepang, Eropa/Amerika, India, dan mungkin Indonesia. Hari Jumat itu cukup ramai dan padat ya, tapi Room18 punya tempat yang besar untuk mengakomodasi semua itu. Kira-kira hampir sebesar Equinox Jakarta kali ya?
Dresscode
Sebenernya nggak jauh beda dengan peraturan di Indonesia, pastinya semua gender dilarang pakai sendal jepit maupun sepatu sendal. Untuk cowok, mereka juga dilarang pakai celana di atas lutut. Untuk cewek, kalau kata K sih, "Vevaaassss!!!"
Waktu itu aku lihat cewek-cewek Taiwan sukanya pakai loose tank top, hot pants, dan sepatu kets. Jarang ada yang niat banget pakai one piece dress dan heels. Oh ya, dan pastinya semua cewek di sini berusaha memamerkan dada masing-masing, which is nice dan... bikin iri. #deritasikecil
Sebenernya kisah gue clubbing di Room18 biasa saja. Ya gue minum banyak, ditraktir sama om-om Jepang, lalu kabur dan kembali ke temen-temennya K. Lucunya baru dimulai saat gue sudah terlalu lelah dan jatuh di dance floor.
"HEH KENAPA LO JATOH?! UDAH, UDAH, KITA PULANG AJA!" teriak si K panik. Jam telah menunjukkan pukul 3.45 pagi dan jujur aja aku udah nggak kuat mau jawab apapun. Jadi aku ngangguk aja, ambil barangku dan berusaha jalan kaki keluar sambil dipapah si K.
Begitu keluar dari klub, semua taksi sudah berjejer rapi. Kita langsung naik xiao huang (小黄) sebutan untuk taksi kuning di Taipei. Terus aku tunjukin alamat rumahku pakai Google maps yang udah aku siapin dari rumah, dan sampailah kita di sana.
Sejak naik taksi, aku udah berasa mual dan mau jackpot. Aku kepengen banget buka jendela dan langsung muntahin semuanya, tapi K menghentikanku, "JANGAN, LO MAU DIDENDA YA?!" Oke, aku baru ingat ini Taipei, kota yang sangat tertib, bersih, dan aman. Akhirnya aku tahan aja. Sampai di depan pintu, aku cuma bisa kasih kunci ke K dan terima beres semuanya. (MAAFKAN AKU, K!)
Sialnya, kosanku di lantai 5. Ffffffffffffff....!!! Kamu bisa bayangin nggak udah mabok, mau jackpot, dan harus naik tangga yang juauh pol! Aku udah lemes banget, tapi aku inget hari itu si K ada kerja part time shift siang, jadi aku suruh dia pulang, "K, balik lo sana, udah tinggalin aja gue di sini."
"Emangnya lo bisa naik?"
"Bisa, tapi pelan."
Ternyata si K nggak tegaan. Dia langsung ambil barang bawaanku dan gendong aku ke atas. Kalau kata K detik-detik sebelum mabok sih, "Gue ini pria bertanggung jawab." HAHAHA Aku cuma bisa ketawa-tawa pas digendong. Soalnya aku udah capek nyuruh orang ini pulang!
Sampai di ruang tamu, aku langsung lari ke toilet dan JACKPOT. YEEEAAAYYY! Ternyata aku super lemah, padahal malamnya sudah makan Indomie rendang (?)
"Bro, pulang aja. Makasih ya," kata gue yang udah kleyengan abis muntah. K pun masuk ke dalam toilet dan berdiri di belakang aku, "Woy, lu muntah beneran?! Haduh... Gue udah janji sama cece lo buat antar sampai kamar."
Aku nggak jawab dia lagi dan segera menyalakan shower, maksud hati mau cuci kaki dan tangan. Tapi ternyata aku berdiri tepat di bawah shower, jadi semua badanku kesemprot! Lucunya aku bener-bener nggak bergeming dan nggak tau mesti ngapain.
"WOY KENAPA LU MALAH SIREM BADAN LU SENDIRI?!" Si K panik dan segera matiin shower-nya. Untung jaket aku tebel jadi dress-nya belum sampai basah. Terus aku malah angkat tanganku, maksudnya mau menggapai si shower, tapi tanganku nggak nyampe-nyampe, dan akhirnya K yang ambilin, "Lu mau apaaa siiihh???"
Setelah selesai cuci-cuci, dia anterin aku ke kamar, sampai ke kasur, selimutin, dan langsung pergi lagi. Salute sama koko yang satu ini. Tepok tangan!!!
Comments