Sidang Praktika Terpadu
- Caecilia Sherina
- 9 Feb 2015
- 3 menit membaca
Nggak pake lama, langsung aja ya gue mau bahas soal sidang Praktika Terpadu kemarin pada tanggal 31 Januari 2015. Mungkin pada bingung nih, gue semester berapa sih? Kok udah sidang aja?
Yak, jadi di kampus tercintah, ada empat hell gate yang mesti lo tempuh untuk lulus kuliah.
Audisi Mayor
Sidang Praktika Terpadu
Stase
Sidang Tugas Akhir
Apaan tuh???
Yang pertama, Audisi Mayor itu penentuan lo mau jadi apa. Sutradarakah? Editorkah? Atau apaan? Itu pakai audisi. Audisinya ngapain? Tergantung pembimbing mayor masing-masing mau suruh lo ngapain.
Yang kedua, Sidang Praktika Terpadu, nah itu yang baru aja gue lewatin. Di FFTV tuh ada mata kuliah namanya Praktika Terpadu (4 SKS). Tugas lo adalah bikin film berkelompok sama orang-orang yang dipilih secara random, dengan budget terbatas, dan syarat seabrek-abrek. Mostly ini kayak simulasinya Tugas Akhir (TA) cuman lebih susah (menurut gue).
Nah, Praktika Terpadu itu jangan dikira cuma bikin pelem terus puterin dan kumpulin. Nggak, Bro, ini ribet banget. Lo mesti bikin laporan yang tebelnya bisa sampe 300 halaman dan difotokopi berkali-kali. Dalam mata kuliah ini sendiri ada tiga hell gate yang mesti lo tempuh:
Script Conference
Preview (tes gambar, warna dan suara)
Sidang Praktika Terpadu
Basically, Script Conference juga kayak sidang. Cuman di tahap ini film lo baru berupa ide dan desain konsep. Jadi lo mesti yakinin ketujuh pembimbing bahwa film lo tuh oks banget dan layak dijadiin film beneran. Ketujuh pembimbing yang harus diyakinkan adalah pembimbing penyutradaraan, produksi, penataan suara, editing, penataan kamera, skenario, dan penulisan. Yak, bahkan penulisan pun harus diperhatikan karena ini makalah serius banget.
Setelah lolos Script Conference, lo bakal dikasih dana Rp6.000.000,00 dari pihak kampus untuk merealisasikan konsep film lo. Jadwal syuting semuanya ditentukan dari Koordinator Praktika Terpadu. Jadi semuanya terjadwal dengan rapi dan bikin deg-degan karena nggak fleksibel sama sekali. Banyak banget kasus talent nggak bisa dateng, padahal jadwalnya nggak boleh diubah-ubah. Soalnya ini berkenaan dengan penyewaan alat juga. Kan sewa alatnya bergilir dan mesti tukeran sama anak-anak yang mau TA.
Setelah selesai syuting, balik lagi ke tahap pembimbingan. Kali ini anak editing sama suara mesti bolak-balik nemuin pembimbingnya buat kasih lihat hasil karya mereka. Nanti lo bakal dikomentarin, dikasih masukan dan tanda tangan.
Setelah film lo dinyatakan almost done, lo bakal maju ke tahap Preview. Di sini film lo bakal diputer di proyektor besar. Jadi lo bisa lihat apakah warnanya sudah tepat, apakah gambarnya cukup jelas, suaranya kekencengan nggak, dll. Kalau para pembimbing lo bilang film lo udah oke, baru deh lo diizinkan ikut sidang.
Nah, tiba di hari sidang!
Semua mahasiswa Praktika Terpadu wajib mengenakan kemeja putih dan bawahan hitam. Di tahap ini film lo akan diputar dan ditonton oleh dosen penguji. Jadi tugas pembimbing udah selesai sampai tahap Preview, ini saatnya film lo diuji oleh para maestronya!
Gue dan kawan-kawan bersyukur film IMPAS beneran bikin penonton ketawa. Jadi nggak salah nih kalau kami sebut film kami bergenre drama keluarga, komedi. Terus tibalah saatnya disidang. Kami duduk bertiga di depan para penguji.
Pertanyaan pertama yang dilontarkan Bpk. Sam Sarumpaet adalah, "Kenapa kalian mengangkat tema Betawi?"
DAG
DIG
DUG
Kenapa ya? Yang jawab harus sang sutradara, karena itu pilihan cerita dia. Lah gua kan cuma editor aja. Terus temen gue karena deg-degan parah, agak ngalor-ngidul jawabnya. Sementara gue dan produser setengah panik juga. Hahaha...

Pertanyaan demi pertanyaan pun diajukan buat kami bertiga, mulai dari pemilihan musik, lalu kenapa ini jadi seperti itu, kenapa itu jadi seperti ini, dst. Untunglah kami bisa menjawab dengan baik dan tidak terbata-bata. Banyak kesalahan yang kami buat di film itu, tapi gue optimis nilai buat kami tetep bagus, karena overall it wasn't a big problem.

(Baris belakang, kiri ke kanan) Wazna Rahmi, Sam Sarumpaet, Gerzon R.A., Subagio B., Sentot Sahid
Akhir sidang, kami ngajak semua penguji dan koordinator untuk foto bareng. Jeng-jeng!
Inilah kelompok 24 dengan filmnya yang berjudul IMPAS! Film pendeknya bisa kamu saksikan di YouTube berikut ini:
Comments