Pertama Kalinya Kerja di Stasiun Televisi (Bagian 2)
- Caecilia Sherina
- 5 Jul 2012
- 2 menit membaca
Diperbarui: 3 Jan
Ini adalah hari pertama gue kerja di stasiun televisi, dan benar-benar pengalaman pertama bekerja secara profesional meski pada saat itu gue belum tahu apa artinya profesional.
Tulisan ini awalnya dipublikasikan di Blog "Ma Vie est un Film" pada 4 Juli 2012 saat saya masih berusia 18 tahun. Beberapa kata yang kurang tepat / patut telah direvisi secukupnya tanpa menghilangkan keaslian cerita dan pemikiran saya di usia tersebut.

Gue grogi. Gue grogi. Gue grogi.
Gue belum pernah berhadapan dengan begitu banyak orang dewasa. Gue bener-bener berasa kerdil sebagai satu-satunya bocah SMA di situ.
Gue takut. Gue takut. Gue takut.
Gue sadar diri belum punya skill apapun, dan beruntung sekali diterima di sini. Tugas pertama gue adalah mengedit acara kuis. Sejujurnya gue nggak bener-bener tahu cara mengoperasikan Adobe Premiere Pro. Gue juga nggak tau istilah-istilah seperti SEGMENT dan BUMPER. Ini adalah bahasa asing!!! Tapi untungnya senior-senior di sana baik banget mau ngajarin gue pelan-pelan.
Tapi karena terlalu grogi, gue jadi tolol. Ternyata mengedit acara TV tidak sederhana, Bro... (Ya siapa juga yang bilang gampang ya?)
Pertama dari hasil rekaman yang disediakan, gue harus memotong-motongnya lagi sesuai segment.
SEGMENT/ˈsɛgm(ə)nt/: each of the parts into which something is or may be divided.
Biasanya suatu acara TV punya 5 segmen lalu di antara segmen tersebut ada iklan. Tapi gue nggak tau apa-apa soal itu, secara gue adalah anak SMA jurusan IPA. Alhasil gue cuma bengong di depan komputer—di depan Adobe Premiere Pro CS5 dengan contoh project yang udah dikerjain senior gue.
Gue perhatiin, ada gap di antara satu video ke video lainnya. Gue coba ikutin deh. Tiba-tiba senior gue muncul dan bilang, "Bumper-nya ambil di sini ya." Gue mencoba memberanikan diri bertanya, "Mbak, bumper itu apa ya?"
BUMPER/ˈbʌmpə/ : (nggak ada di Oxford dictionary nih, jadi gue bikin sendiri) video pengantar yang menandakan pembukaan maupun penutupan suatu segment. Biasanya video pengantar ini dipakai berulang-ulang dengan musik yang sama, memberikan sebuah ciri khas pada sebuah tayangan acara.
Contohnya pas lo nonton acara TV "Opera Van Java", pasti sebelum mulai ada opening kan? Itu disebut opening bumper. Pas mau iklan juga ada video pengantar dengan embel-embel OVJ kan? Itu ternyata disebut bumper out.
Satu lagi bumper in, untuk pembukaan segmen berikutnya setelah iklan.
Setelah proses cutting, kita harus mengedit suara. Editnya simpel: klik video, edit and render in Soundbooth. Fungsinya Adobe Soundbooth* di sini cuma untuk merapikan audio wave. Gue diajarkan untuk memakai compressor (advanced) - vocal attacker. Lalu pencet icon louder atau normalize. Nanti kalau terlalu tinggi wave-nya, kecilin aja dB-nya.
*Adobe Soundbooth sudah tidak ada sekarang, digantikan oleh Adobe Audition.

Kalau belum pernah pegang Soundbooth pasti bingung. Gue juga belum pernah waktu itu, tapi sejak diajarin di kantor, itu jadi makanan tiap hari. Jadi ya paham-paham sikit.
Ending-nya sih gue berhasil membuat video yang sama seperti yang dibuat senior. Project pun gue render menjadi mpeg dan siap ditayangkan kalau ada re-run. Soalnya biasanya acara kuis ini live from studio.
RERUN/ˌriːˈrʌn/ : to show a television programme, film, etc. again
Comments