top of page

My Blog is Back!

  • Gambar penulis: Caecilia Sherina
    Caecilia Sherina
  • 1 Jun 2024
  • 5 menit membaca

Diperbarui: 10 Jul 2024

Setelah sekian lama aktif menulis dan perlahan-lahan berhenti hingga blog ini totally mati, aku senang sekali karena akhirnya.. hasrat menulisku telah kembali!


Jujur, ada masa di mana aku stress banget dan merasa perlu filter serta mengisolasi diri dari dunia luar. Pada saat itu, aku sedang terpuruk. Bisnisku ambruk dan keuanganku hancur lebur. Aku malu sama diriku sendiri dan merasa "gagal". Aku malu berkoar-koar di blog seperti seorang yang sok hebat, karena faktanya, after all those years, aku nggak jadi apa-apa.


Sejak tahun 2019 - 2024 itu dunia juga sedang dilanda pandemi. Semua proyek cancel, jutaan orang kehilangan pekerjaan termasuk diriku. Tapi waktu itu aku tinggal di Bali, di mana biaya hidupnya tergolong rendah dan kualitas udara masih sangat baik. Sehingga aku survived all those years tanpa kena COVID sama sekali dan bisa atur keuangan dengan lebih mudah.


Untungnya selama masa itu, aku beruntung dan bersyukur dapat kesempatan bikin video-video di Bali dan Indonesia Timur bersama NGO 1000 Days Fund, aku juga dipekerjakan dari Singapur untuk bikin dokumenter online (hanya syuting lewat ZOOM call!), dan berbagai proyek-proyek gila lainnya yang mengharuskan aku bolak-balik tes Antigen dan PCR yang harganya masih jutaan Rupiah kala itu.



Di tahun 2021 itu pula aku kenalan dengan seorang pria dan kami menjalani hubungan yang serius hingga memutuskan untuk persiapan menikah. Aku pikir, waktu itu, "Maybe it's time." Usiaku sudah menginjak 27 tahun, rasanya sudah normal lah ya kalau aku mulai terpanggil untuk menikah.


Tahun 2022, aku dapat tawaran kerja di VICE Media di Jakarta. Akhirnya di bulan Oktober aku pindah, tapi anjing kesayanganku Gin, yang kupungut dari jalan rupanya shock. Aku dapat kabar bahwa Gin kabur dari rumah kontrakanku di Bali dan menolak pulang (padahal dia hapal jalanan), tepatnya 1 hari setelah aku flight dari Bali ke Jakarta,



Demikian dimulailah pencarian anjingku selama 3 bulan lewat social media, tempel poster di jalanan, bolak-balik menyusuri gang di Bali, bahkan mengontak 3 animal communicators yang katanya bisa cari hewan hilang. Tapi hasilnya nihil. Iya, selama 3 bulan aku kerja keras banting tulang sambil bolak-balik Jakarta-Bali. Aku udah nggak peduli uangku habis berapa. Aku cuma mau Gin pulang, karena aku yakin seyakin-yakinnya bahwa dia cuma lagi ngambek dan tantrum! Anjingku tuh bener-bener raja jalanan dan cerdas banget. Nggak mungkin dia lupa jalan pulang ataupun diculik orang. Nggak akan ada yang bisa culik dia kalau kecepatan larinya sampai 30 km/h.


Ada beberapa orang mulai komentar di media sosial aku, "Mungkin karena lo jahat, Cil." atau, "Mungkin emang anjingnya udah nggak mau sama lo lagi. Udahlah biarin aja."

Heh! Kalau Gin benci sama aku, dia udah tinggalin aku dari dulu. Rumahku kan ga ada pagernya, kalau dia mau kabur, udah dari dulu pasti kabur. Lah buktinya dia yang stay di rumah aku? Aku tuh nggak iket ataupun masukin dia ke kandang. Kalau mau kabur, dia bisa kabur dari jendela dan nggak usah pulang lagi. Hidup dia bebas mau ngapain. Dia bebas keluar-masuk rumah lewat jendela. Dia sendiri yang stay dan suka ikut naik motor jalan-jalan sama aku. ITU DIA YANG MAU!


Jadi saat ini dia kabur, itu bukan karena benci aku. Lebih ke bocah lagi tantrum aja karena ditinggal mendadak. Namanya juga anjing, mana bisa lo ajak diskusi layaknya orang dewasa? Maka sudah menjadi tugasku sebagai orang dewasa lah yang jemput itu bocah tantrum!


Padahal aku udah rencana bakal relokasi Gin ke Jakarta nanti di bulan Januari 2023. Tapi ternyata dia keburu hilang dari Oktober. Akhirnya cuma Apple, anjingku yang satu lagi yang bisa aku relokasi ke Jakarta.



Hingga suatu malam di bulan Januari, aku bermimpi. Di mimpi itu aku lihat anjingku sedang dibawa jalan oleh seseorang. Dia lihat aku, aku lihat dia. Dan mimpinya selesai. Aku cuma feeling aja kayaknya Gin Gin udah siap untuk "ditemukan" dari tempat persembunyiannya.


Besok paginya aku langsung posting lagi berharap ada orang yang melihat Gin Gin. Dua hari kemudian aku mendapatkan DM dari pria yang tidak kukenal.


"Hey I saw your dog in a café. I often come there, and the dog is very sweet. Everyone knows the dog. The owner seems to love the dog very much. But I think, it's your dog."

Aku nggak tahu dia siapa dan dia menolak untuk dikenal. Akhirnya aku langsung cek Instagram kafe tersebut dan meminta teman baikku, Alfin untuk mengecek langsung (posisiku masih di Jakarta). Malam itu Alfin rekam situasi kafe dan konfirmasi bahwa benar itu Gin Gin, tapi namanya udah ganti jadi Ruby.


Aku nangis parah, dan langsung booking tiket pesawat ke Bali, sambil menyapa di Instagram cafe dan minta izin ingin ke sana untuk mengecek anjingku. Mereka ramah, baik banget. Owner café mau mengerti situasinya dan langsung mengamankan anjingku supaya nggak kabur ke mana-mana lagi (soalnya si Gin Gin ini dibiarkan liar di kafe, jadi bisa aja pergi lagi).


Wajah Gin saat kami mencabut beberapa poster di jalanan


Singkat cerita, Gin telah ditemukan di kafe, dan kabur lagi karena nggak suka sama transporter yang aku hire untuk anterin dia ke Jakarta. Habis itu Gin balik lagi ke kafe itu, dan aku datang lagi ke sana. Tapi rest assured, nggak ada paksaan sama sekali. Aku cuma dateng, minum kopi bentar dan pulang. Aku biarkan Gin memilih, mau ikut aku atau stay di kafe. Aku sengaja nggak bawa motor. Aku mau lihat dia mau ikutin aku jalan kaki atau enggak. Kalau ada motor, takutnya dia kebiasaan langsung naik. Kalau jalan kaki, dia nggak selalu ikutin aku. Tergantung mood dia.


Ternyata, bukan Gin ikutin aku, melainkan dia tunjukin aku "rute" jalanan dia. Jadi aku ngintil di belakang Gin. Dia arahin aku ke sawah-sawah, ke semua tempat yang udah disebutin animal communicator-nya dulu banget. Dan Gin beneran nungguin aku. Kalau aku diem aja, dia balik lagi jemput aku.


Dan ujung dari perjalanan itu adalah rumah kontrakan lama aku yang udah hampir kosong, karena aku hampir selesai pindahan. Ternyata seperti itu rute perjalanan yang Gin ambil. Habis itu aku yakin-seyakin-yakinnya bahwa kami berdua memang ditakdirkan bersama.


Akhirnya aku pesan mobil Hiace buat road trip dari Bali ke Jakarta BARENG DIRIKU. Jadi Gin itu cuma mau kalau ada aku. Bener-bener nggak mau dipegang orang lain. Bener-bener harus aku yang jemput dia di Bali, baru dia mau ke Jakarta. Kisah ini aku rangkum di Instastory aku, dan sebetulnya adalah kisah yang sangat mengharukan.


Terima kasih Alfin, Jeanne, Meg dan Anan!


Tahun 2023 aku dilamar di Singapur. Pembicaraan keluarga mulai lebih serius. Tanggal dan tempat pernikahan pun telah kami persiapkan, dan aku sangat excited menantikan hari itu sambil menabung uang untuk perayaannya.


Sayangnya di tahun yang sama, pada bulan November, aku memutuskan mundur dan membatalkan rencana pernikahan ini. Tuhan punya rencana lain. Waktu itu mataku dibukakan selebar-lebarnya tentang pasanganku, dan kisah ini sempat menjadi drama heboh karena aku share di media sosial. Maaf atas keributan yang terjadi, punten, aku shock banget dan nggak bisa berpikir jernih waktu itu.


Dalam kekalutan itu, aku buru-buru ganti rencana dari menikah.. menjadi kuliah S2 di Jerman. Aku langsung hitung semua tabungan dan aset yang kumiliki. Aku pikir, this is my last chance. Aku mau coba sekali lagi untuk kuliah di luar negeri. Itu kan memang impianku sejak kecil.


Sejak itu, aku ambil les Bahasa Jerman, mencoba melamar ke berbagai kampus, termasuk mencoba melamar pekerjaan langsung di Jerman. Dan tentu saja, hampir setiap bulan aku menerima email penolakan.


Bayangkan rasanya patah hati, kesepian, gagal nikah + terus-menerus menerima email penolakan. Tapi masih harus belajar Bahasa Jerman setiap hari! 🤣 Rasanya amburadul, kacau banget.


But hey, life isn't over!

Pada postingan berikutnya aku akan share tips kuliah ke Jerman, karena akhirnya aku berhasil diterima.

Comments


Category

Date

Let's connect on my social media!
  • Threads
  • Instagram
  • LinkedIn
  • YouTube
bottom of page