JENESYS 2.0: Nihon e Ikimashita! (Day 9 of 9)
- Caecilia Sherina
- 17 Mei 2014
- 2 menit membaca
Diperbarui: 25 Jan
Jadwal hari itu adalah pulang ke Jakarta dan melaksanakan action plan yang telah kami buat. Saya melihat banyak kawan-kawan saya yang tidak ingin pulang dan merasa agak sedih karena Tugas Akhir Kuliah menunggu mereka pulang. Saya sendiri tidak sabar untuk pulang ke Indonesia dan membagikan pengalaman saya. Saya ingin menerapkan semangat orang Jepang yang positif ke dalam hidup saya, seperti tepat waktu, bersih, rapi, selalu memikirkan efektifitas dan efisiensi, serta estetika.
Pengalaman yang sangat berharga ini mengajarkan saya banyak hal. Dalam bidang perfilman, saya belajar bahwa Pemerintah Jepang berusaha sebaik mungkin untuk membantu kemajuan animasinya. Pembajakan tidak hanya dinilai sebagai tindakan kriminal tapi juga tindakan amoral yang memalukan bangsa. Dengan melakukan pembajakan atau pun mendukung pembajakan, kita sendirilah yang membunuh para pekerja seni. Hal ini sangat ditanamkan ke warga Jepang agar demand pembajakan berkurang dan mempengaruhi supply.
Kemudian saya belajar bahwa ilmu seni adalah ilmu yang sama pentingnya seperti ilmu sains ataupun sosial. Seharusnya ilmu seni tidak dianak-tirikan seperti yang terjadi di sekolah-sekolah Indonesia. Jepang telah membuktikan bahwa ilmu seni memegang peranan penting dalam tata kotanya, revitalisasi ekonominya dan strategi meningkatkan turis. Saya rasa kebudayaan Indonesia tidak kalah unik dengan Jepang asal ditata dengan rapi dan dibungkus yang baik.

Sekian kisah perjalanan saya ke Jepang melalui program JENESYS 2.0. Bagi teman-teman yang berminat dengan program ini, pantengin aja Facebook JENESYS atau Google langsung deh https://jaif.asean.org/jaif-component/jenesys-programme/. Kegiatan ini diadakan setiap tahun hingga waktu yang ditentukan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe telah habis. Jadi jika masih ada, buruan daftar. Syarat: peserta harus mahasiswa aktif boleh D3, S1, S2, S3, bisa berbahasa Inggris, punya minat yang besar terhadap Jepang, dan punya nilai akademik yang baik. Coba konsultasi ke Wakil Dekan III, siapa tahu universitas kamu termasuk yang selalu diundang Kedutaan Jepang. Soalnya kulihat semua teman-temanku di angkatan kelima ini ditunjuk langsung oleh universitas atau tempat kursusnya, jadi bukan daftar sendiri.
Demikian reportase yang saya buat, dan ini adalah cuplikan dari keseruan kisah yang saya rekam dengan kamera mungil saya:
Comments