Mencari Kosan di Jerman
- Caecilia Sherina
- 8 Agu 2024
- 6 menit membaca
Diperbarui: 3 Jan
Sudah lama kutunggu waktunya menulis post ini. Sengaja kutahan sampai aku benar-benar mendapatkan kamar kos yang kuharapkan, tentunya agar bisa kuceritakan pada kalian bahwa cara yang kulakukan telah berhasil.
Sebagai calon mahasiswa jalur mandiri (tanpa beasiswa), tentunya kita juga harus mempersiapkan kamar kosan.. sendiri!
Kosan dalam Bahasa Jerman disebut sebagai Wohngemeinschaft atau singkatnya WG.
Kebetulan, kampus yang menerimaku adalah sebuah kampus kecil yang tidak bisa membantu soal akomodasi. Mereka punya asrama, tapi sudah penuh hingga 1-2 tahun ke depan. Dan meskipun website kampus menyediakan beberapa saran tempat, lagi-lagi semuanya sudah fully booked hingga bertahun-tahun ke depan.
Alhasil, satu-satunya opsi untuk mencari kosan adalah melalui https://www.wg-gesucht.de/
Website yang lain juga sudah kucoba, tapi dalam kasusku, antara tempat yang ditawarkan terlalu mahal atau registrasi dan interface website-nya terlalu membingungkan. Jadi aku cuma pakai satu website aja yaitu WG-gesucht, dan website ini dalam Bahasa Jerman. Tapi tenang, tinggal right click dan pilih opsi Translate to Indonesian (kalau di Chrome) dan kamu nggak perlu khawatir lagi mengenai bahasa.
BTW, kuliah di winter semester itu rata-rata dimulai di Oktober, jadi aku udah mulai cari kos / WG di Jerman sejak Maret. Awalnya baru lihat-lihat aja untuk ancang-ancang pengeluaran. Akhirnya di bulan Mei kuberanikan menghubungi semua kosan yang aku suka satu-persatu. Tapi ternyata zonk karena kecepetan.
Hal Yang Perlu Diperhatikan
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemula (kayak aku) yang baru mau pindah ke Jerman:
WG itu kosan, bisa berbentuk rumah ataupun apartemen, yang intinya menawarkan kamar-kamar untuk disewakan dengan harga murah, tapi harus sharing dapur dan toilet dengan penghuni lain.
Melalui website WG-gesucht, kamu bisa mencari kamar sewa berdasarkan ukuran ruangan, harga sewa, tanggal mulai sewa, hingga detail lain-lain.
Melalui website WG-gesucht pula, kamu wajib mengirim surat pendek untuk "melamar" ke penyewa atau si penghuni WG tersebut.
Di dalam surat pendek itu kamu harus bercerita mengenai dirimu, kelebihanmu dan kenapa kamu ingin tinggal di WG tersebut.
Biasanya para penghuni kamar akan memberikan syarat penghuni yang mereka harapkan juga. Jadi jangan lupa dibaca dulu syaratnya.
Kaltmiete = istilah yang mengacu pada biaya sewa kamar dasar.
Warmmiete = istilah biaya sewa kamar dasar + nebenkosten.
Nebenkosten = biaya tambahan seperti listrik, air, sampah, wifi, dll.
Kaution = uang deposit yang harus kamu setorkan di awal, dan bisa kamu minta kembali saat keluar. Jumlahnya selalu 2x lipat harga Kaltmiete.
Pada umumnya biaya menyewa 1 kamar WG sekitar ā¬250 - ā¬500 per bulan.
Biasanya yang posting di WG-gesucht ini penghuni kamar sebelumnya, tapi bisa juga pemilik kos langsung ataupun agensi.
Umumnya kos yang disewakan kosong (unfurnished) tanpa perabot.
Kapan waktu yang tepat untuk memulai mencari Kos / WG di Jerman?
Sepertinya 2-3 bulan sebelum tiba adalah waktu yang pas, tapi ini tergantung seberapa kompetitif area kamu kuliah. Di desa kecil yang populasinya hanya 60 ribu penduduk, mencari WG 4 bulan sebelumnya tergolong terlalu dini.
Tapi kalau mau cari yang murah, kusarankan pantengin terus websitenya setiap bulan untuk lihat jikalau ada postingan baru. Di desa aku sih rame pas bulan Juli, tapi bodohnya aku baru message mereka di Agustus. Jadi banyak yang sudah habis.
Untungnya... aku nggak sial-sial amat. Nanti akan kuceritakan kenapa aku beruntung, sekarang mari kita bongkar dulu mengenai surat pendek yang kusebutkan di atas.
Surat Pendeknya Isi Apa?
Aku nonton 1 youtuber dari India yang ngajarin aku bahwa surat pendek ini harus singkat, jelas dan memberikan impresi positif supaya anak-anak WG mau terima kamu dalam geng kosannya.
Jadilah aku bikin surat yang kurang lebih seperti ini template-nya:
Hallo, nama dia.
Jokes pembuka (optional, kalau kamu anaknya ga suka ngelucu, ya ga usah).
Nama, asal negara, usia, 3 kata yang mendeskripsikan dirimu.
Tujuan tinggal di situ (kasih tau mau kuliah di mana, jurusan apa dan tingkatnya Bachelor atau Master).
Mencari tempat yang seperti apa atau berapa lama? (Aku sih bilang mau cari tempat long term. Gitu doang.)
Detail tentang hobi dan gaya hidup. Apakah kamu suka masak? main musik? olahraga? (Bakal seru kalau punya hobi yang sama kan.)
Kemampuan Bahasa Jerman / Inggrismu seberapa? (Barangkali penyewa ingin bicara Bahasa Jerman denganmu.)
Keterangan posisi saat ini: kamu masih di Indonesia atau sudah di Jerman? Soalnya kadang penyewa ingin mengundangmu langsung ke rumah saat weekend. Jadi kalau kamu masih di Indonesia, tanyakan apa boleh video call lewat Whatsapp.
Penting! Apakah kamu ada teman atau keluarga yang sudah permanen di Jerman? Gunakan nama mereka sebagai referensi, khususnya jika Bahasa Jerman kamu masih belepotan. (Karena ini sangat menolong dalam kasus aku.)
Kurang lebih itu template yang aku pakai, meski kadang aku edit-edit lagi untuk menyesuaikan persyaratan dari penyewa. Seperti misalnya, ada penyewa yang meminta kita membubuhkan kata, "Yuhuu!" di awal surat untuk membuktikan bahwa kita telah membaca deskripsi iklan dia hingga selesai. Jadi jangan lupa, baca baik-baik dulu iklan kamar kosnya ya. Jangan langsung kirim surat pendek.
Kalau Nggak Fasih Bahasa Jerman Gimana?
Berhubung kamu harus mengirim surat pendeknya dalam BAHASA JERMAN. Nah, cara termudah bagi kita yang belum fasih adalah memakai https://chatgpt.com/ alias pakai AI. Bagi kamu yang belum pernah pakai ChatGPT, silakan daftar dulu pakai email, baru setelah itu bisa kamu gunakan secara gratis.
Cara pakainya gimana? Tinggal bikin prompt (perintah) pada ChatGPT, misalnya...
Tolong translate surat ini ke Bahasa Jerman:
Hallo Ali,
Namaku Cil dari Indonesia, usia 30 tahun. Aku orangnya.. bla bla bla...
Terima kasih.
Udah sesimpel itu. Kayak ngobrol sama temen aja. Kamu bisa pakai Bahasa Indonesia di ChatGPT. Nanti ChatGPT akan balas kamu dengan hasil terjemahannya yang bisa kamu copy-paste dan pakai berkali-kali ke berbagai penyewa.
Sudah Ketemu Kamar Impian, Terus Apa?
Kalau kamu sudah kirim surat pendek, sudah dibalas dan diajak video call, email ataupun teleponan, ini saatnya untuk memperhatikan beberapa hal penting dalam kosanmu!
Daftar berikut berdasarkan kebutuhanku pribadi:
Apakah kamar kosnya kosongan (unfurnished) tanpa perabot?
Apakah perabot lama dijual dengan harga miring?
Apakah ada fasilitas: (contoh) wifi, mesin cuci, microwave, dan tempat parkir sepeda?
Apakah orang tua boleh sesekali berkunjung dan menginap?
Siapa saja penghuni lain di rumah ini?
Apakah ada foto / video toilet yang lebih jelas? Dipakai berapa orang?
Bagaimana jika saya ingin pindah? Kapan saya harus mengabari dan apakah ada biaya penalti?
Berapa biaya-biaya tambahan yang perlu saya ketahui?
Ingat, jangan pernah tanda tangan surat kontrak sewa-menyewa jika kamu belum memastikan semuanya dengan rinci. Karena takutnya kamu nggak ngeh ada aturan tersebut, terus kamu langgar, terus biaya deposit kamu diambil sama mereka secara sepihak. Makanya supaya itu tidak terjadi, ngobrol dulu yang panjang. Jangan takut menjadi orang bawel di saat seperti ini.


Kebetulan dalam kasusku, aku mendapatkan kamar kos yang luaaass banget, ada jendela, teras, taman dan sudah termasuk furnitur mulai dari kasur, lemari, meja kerja, sofa hingga TV seharga 400an Euro per bulan. Ini dia "beruntungnya" diriku. Berasa dapet rezeki anak sholeha.
Minusnya? Aku harus sewa selama 1 tahun penuh, nggak boleh pindah dan nggak bisa sembarangan bawa keluarga nginep karena ditakutkan akan menambah beban biaya listrik, air, dll.
Daaann jarak kosan ini ke kampusku sekitar 6 km. Jadi lumayan enggak deket-deket amat, tapi enggak terlalu parah lah jauhnya. Buat orang Jerman asli kayaknya mereka bakal jalan kaki ke kampus š
Berhubung aku nggak punya pilihan (baca: nggak ada lagi kosan lain yang mau terima aku, dan udah berbulan-bulan aku ditolakin berbagai kosan), maka tanpa ba-bi-bu, aku langsung deal kamar itu dan tanda tangan surat kontrak lewat email.
Tapi kamu juga harus tahu bahwa perjuanganku untuk diterima di kosan ini juga berat. Soalnya di bulan Agustus saat aku sudah mulai hopeless itu akhirnya aku ganti strategi template suratku menjadi: jualan nama kakakku yang sudah permanen di Berlin. Ngakak.
Aku sebutkan di surat, "Aku ada kakak di Berlin yang fasih Berbahasa Jerman dan bisa mewakiliku untuk mengecek lokasi ataupun bertelepon denganmu." Dan bener dong, akhirnya suratku ada yang balas, dan dia beneran minta telepon aku, lalu kakakku untuk mengecek background kami berdua. Dan landlord aku bener-bener menekankan di email bahwa mereka mencari mahasiswa baik-baik yang tidak bikin onar, soalnya landlord aku sepasang suami-istri udah tua gitu yang tinggal di rumah sebelahnya, jadi mungkin mencari anak tenang. Double ngakak karena gua anaknya enggak tenang sama sekali š
Singkat cerita, aku diwajibkan bayar uang deposit 50% di muka, baru setelah itu landlord aku merilis dokumen WohnunggeberbestaĢtigung yang akan kubutuhkan untuk memperpanjang visaku menjadi Student Residence Permit di AuslƤnderbehƶrde terdekat.
Demikian kisah perjuanganku mencari kos! Semoga kalian juga berhasil.
BƬnh luįŗn