Annyeong, Jowoona!
- Caecilia Sherina
- 7 Apr
- 4 menit membaca
Di suatu Sabtu yang damai di bulan Maret, tepatnya jam 2 siang waktu Jerman, aku berkenalan dengan seorang perempuan Indonesia bernama samaran Jo. Dia enggak mau kasih lihat muka ataupun bicara terlalu detail mengenai identitas dirinya, dan buatku, enggak apa-apa juga sih.
Aku memang membuka sesi Deep Talk dengan siapapun pada saat itu, dimulai dari tanggal 4-16 Maret 2025, dan Jo adalah salah satu yang mendaftar. Tentunya, tidak semua sesi berlangsung lancar dan seru. Ada kalanya membosankan, ada kalanya menegangkan, dan ada kalanya, aku bertemu orang seperti Jo, yang sangat seru dan jenaka.
Hari demi hari berlalu sejak 2 jam kita ngobrol tentang dirinya dan permasalahan hidupnya. Tiba-tiba Jo muncul di Threads aku dengan sebuah postingan blog yang menceritakan pengalaman kita saat itu. Isinya, buatku, sangat menyentuh. Aku menitikkan air mata saat membacanya, lantaran aku bahagia, bersyukur pertemuanku dengan beberapa orang bisa menjadi berkah dan juga memberikanku kebahagiaan dalam prosesnya.
Jadi postingan ini, sengaja kutulis untuk Jo termanis. Sengaja, untuk reply isi blog kamu yang sama manisnya. Meskipun kamu enggak minta. Hehe.
Kamu ada tulis bagian ini:
Di pertemuan ini aku masih dalam ketidakjelasan tentang hidup ku, sementara kamu tahu apa yang kamu mau. Di pertemuan ini aku masih bingung dari 2 wilayah mana yang mau di tuju, sementara kamu mantap tentang tenggat waktu. Di pertemuan ini semua sikap gamangku terasa sangat nyata, tentang tidak percaya diri, sementara kamu begitu hebatnya menetapkan posisi. Di pertemuan ini aku sangat terbaca dalam percakapan 2 jamku, sementara kamu, aku tidak sering mendengar tentang kepribadian mu dan masalahmu. Di pertemuan ini aku banyak belajar tentang diriku, sementara kamu, semoga tidak mual mendengar ucapanku. Dan di pertemuan ini aku sangat bersyukur itu terjadi. Sementara kamu, aku tak tahu.. hehehe.
And here's my reply to that:
Jo, sangatlah wajar jika (akhirnya) aku tahu apa yang aku mau. Tahukah kamu bahwa usiaku jauh di atasmu? Hehe... Bulan Mei 2025 ini aku akan ulang tahun ke-31. Aku telah melewati banyak hal indah dan pahit, dan oleh karena itu aku mulai tahu apa yang ingin kuhindari dan apa yang lebih masuk akal untuk kukejar. Usiaku sudah tergolong dewasa dan layak disebut matang, dan dalam usia ini tantangannya semakin mengerikan.
Aku tidak bisa lagi mencari pekerjaan selucu yang aku mau seperti saat aku masih 20an. Banyak perusahaan mengernyitkan dahi ketika mereka tahu aku melamar untuk posisi fresh-grad. Mereka bilang aku over-qualified. Ya, tentu saja over-qualified, tapi aku tidak punya pilihan. Apa lagi yang bisa aku lakukan saat ekonomi global sedang terguncang, dan banyak sekali perusahaan yang layoff dan tidak mampu lagi menggaji seseorang dengan layak? Perusahaan tempat aku bekerja sebelumnya pun sudah bangkrut dan cabut dari Indonesia.
Dan oleh karena itu aku (setengah) terpaksa kabur ke Jerman, mengambil jalur S2 untuk memantaskan diriku agar lebih layak berkompetisi dengan top talent dunia, memantaskan diriku agar tak perlu lagi bersaing di kolam fresh-grad yang memang seharusnya tidak kuselami.
Aku tetap manusia, sepertimu, kadang kalau punya momen tidak percaya diri dan gamang. Hanya saja, karena usia dan pengalamanku yang sudah dar-der-dor, memang aku sedikit lebih cepat dalam mengendalikan pemikiran dan kegalauanku, dibandingkan aku yang masih berusia 20an dulu. Jadi jangan khawatir, kita semua punya timeline kita masing-masing. Dan hingga nanti kita usia 50 pun, ketidakpercayaan diri akan tetap datang dan pergi. Itu normal, dan sangatlah manusiawi.
Asal kamu tahu, aku sebenarnya pun takut menghadapi kemungkinan buruk dalam masa depanku. Bayangkan, hidup bergantung pada tabungan, dan hingga kini belum juga aku mendapatkan pekerjaan yang layak. Bagaimana jika aku tetap tidak punya pekerjaan hingga tabunganku nanti habis?
Tapi, di situlah akalku harus bermain.
Kenapa berpikir seburuk itu?
Kenapa takut tidak punya pekerjaan?
Aku membantu memantapkan diriku setiap kali jatuh dengan kata-kata, "Hey, Cil! Sejak kapan kamu berbakat jadi pengangguran? Kapan, dalam hidupmu, kamu nganggur? Seingatku, kalaupun hidup sedang sulit, kamu pasti punya ide-ide unik untuk mengatasi masalahnya. Entah dengan berbisnis, ganti pekerjaan, atau apapun. Kamu enggak pernah nyerah dan complain tentang itu. Kamu punya banyak keahlian untuk dijual. Jadi kenapa takut?"
Dan ya kemudian aku bangun aja gitu dari kegelapan yang menyelimutiku, "Lah, ya iya juga yak. Segoblok apa sih gue sampai enggak bisa kerja di manapun?"
Dan tentu saja, dua jam tidak akan cukup untuk kita bertukar banyak informasi. Hari itu, aku tahu, kamu adalah prioritas. Aku ingin kita fokus pada masalahmu dan mencari ketenangan untuk hatimu dulu, karena masalahmu terdengar lebih besar daripadaku. Tentu aku tidak mual, kan aku yang bikin acara Deep Talk-nya? Hehe. Dan kini kamu pun tahu kan, kalau aku bahagia bisa berkenalan dan membaca tulisanmu? Seperti yang kukatakan, kamu lucu dan tulisanmu bagus sekali! ☺️☺️☺️
Aku berharap kamu bisa bertumbuh dan berdamai dengan dirimu sendiri. Menerima apa yang menjadi anugerah Tuhan, baik itu kekurangan maupun kelebihan, menjadi bagian yang netral dalam dirimu. Like I said, hidup ini kompleks sehingga setiap hal bisa dilihat dari dua sisi. Enggak selalu yang kita bilang kelemahan = buruk. Kadang mereka bisa menjadi penolong di momen yang kita butuhkan.
Mungkin contohnya dalam hidupku... banyak orang bilang sifatku yang outspoken = galak! Tapi kamu tahu enggak, di dalam pekerjaan dan persahabatanku dengan orang Eropa, sifat outspoken-ku = firm, transparant & trustworthy. Aku malah sering dibilang masih kurang outspoken di antara mereka, padahal di Indonesia aku disuruh tekan sifat itu mati-matian. Hahaha... Lucu kan hidup ini?
Ya coba berpikir dalam berbagai cara yang baru aja. Mungkin kadang, yang perlu diperbaiki bukan diri kita, tapi lingkungannya. Tapi kadang juga, mungkin lingkungannya sudah baik, tapi kitanya yang kurang bisa memposisikan diri. Trial and error deh, dicoba aja dulu, nanti lama-lama kamu akan tahu apa yang paling tepat untuk dirimu.
Dan karena kamu kasih aku lagu Taylor Swift, ini aku reply pakai lagu kesukaanku ya.
Menurut ChatGPT, artinya ini:
"Shout Baby" oleh Ryokuoushoku Shakai
Lirik lagu yang ditulis oleh vokalis utama dan gitaris Haruko Nagaya, mengangkat tema keraguan diri dan keinginan untuk transformasi pribadi. Dia merenungkan perasaan ketidakcukupan dan keinginan tak henti-hentinya untuk berubah, meskipun dihadapkan dengan masa depan yang penuh tantangan.
Comentários